JENDELA
Sepasang orang muda yang baru menikah menempati rumah di sebuah
komplek perumahan.
Suatu pagi, sewaktu sarapan, si istri melalui jendela kaca. Ia melihat
tetangganya sedang menjemur kain.
"Cuciannya kelihatan kurang bersih ya", kata sang istri.
"Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar.
Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus."
Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tdk memberi komentar apapun.
Sejak hari itu setiap tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang
istri memberikan komentar yg sama tentang kurang bersihnya si tetangga
mencuci pakaiannya.
Seminggu berlalu, sang istri heran melihat pakaian2 yang dijemur
tetangganya terlihat cemerlang dan bersih, dan dia berseru kepada
suaminya:
"Lihat, sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar.
Siapa ya kira2 yang sudah mengajarinya? "
Sang suami berkata, "Saya bangun pagi2 sekali hari ini dan
membersihkan jendela kaca kita."
Dan begitulah kehidupan. Apa yang kita lihat pada saat menilai orang
lain tergantung kepada kejernihan pikiran (jendela) lewat mana kita
memandangnya..
Jika hatimu bersih, maka bersih pula pikiranmu..
Jika pikiranmu bersih, mk bersih pula perkataanmu..
Jika perkataanmu bersih(baik), mk bersih(baik) pula perbuatanmu..
Hati, pikiran dan perkataan kita mncerminkan hidup kita..
Jika ingin hidup kt berkembang, maju, n sukses..
Maka kita hrs menjaga hati, pkiran, dan perkataan kita
Krn itulah segala" nya..
HATIMU menentukan PIKIRANMMU..
PIKIRANMU menentukan PERKATAANMU..
PERKATAANMU menentukan MASA DEPANMU
Sabtu, 23 Juni 2012
Jangan terpaku pada satu masalah
Untuk menemukan apa yang kamu cari dalam perjalanan hidup,
pepatah terbaik dari semua ini adalah yang mengatakan: “Jangan terpaku pada satu masalah”
To find what you seek in the road of life, the best proverb of all is that which
says:"Leave no stone unturned”.
:Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun
dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate.
menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan.
Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan
bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah.
Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya
dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan
salah seorang pekerja terbaiknya.
Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut
untuk membuatkan sebuah rumah.
Tukang kayu mengangguk menyetujui
permohonan pribadi pemilik perusahaan itu.
Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa.
Ia ingin segera berhenti.
Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan.
Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu.
Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.
Akhirnya selesailah rumah yang diminta.
Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik.
Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya
dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Dan terkesan asal-asalan saja.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah
yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah
pada si tukang kayu sambil berkata:
“Ini adalah rumahmu,hadiah dari kami untuk prestasimu selama diperusahaan kami !”
Betapa terkejutnya si tukang kayu.
Betapa malu dan menyesalnya ia.
Seandainya saja ia mengetahui sebelumnya,
bahwa ia sesungguhnya mengerjakan
rumah untuk dirinya sendiri,
ia tentu akan mengerjakannya
dengan cara yang lain sama sekali.
Kini ia harus tinggal di sebuah rumah
yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita.
Kadangkala, banyak dari kita yang membangun
kehidupan dengan cara yang membingungkan.
Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang
mengupayakan yang baik.
Bahkan, pada bagian-bagian terpenting
dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa
yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita
hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak
semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu.
Renungkan rumah yang sedang kita bangun.
Setiap hari kita memalu paku, memasang papan,
mendirikan dinding dan atap.
Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya
seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja
dalam seumur hidup.
Biarpun kita hanya hidup satu hari,
maka dalam satu hari itu kita pantas
untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan.
Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi.
Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan
yang kita perbuat hari ini.
Hari perhitungan adalah milik sang Pencipta,
bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.
pepatah terbaik dari semua ini adalah yang mengatakan: “Jangan terpaku pada satu masalah”
To find what you seek in the road of life, the best proverb of all is that which
says:"Leave no stone unturned”.
:Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun
dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate.
menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan.
Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan
bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah.
Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya
dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan
salah seorang pekerja terbaiknya.
Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut
untuk membuatkan sebuah rumah.
Tukang kayu mengangguk menyetujui
permohonan pribadi pemilik perusahaan itu.
Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa.
Ia ingin segera berhenti.
Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan.
Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu.
Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.
Akhirnya selesailah rumah yang diminta.
Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik.
Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya
dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Dan terkesan asal-asalan saja.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah
yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah
pada si tukang kayu sambil berkata:
“Ini adalah rumahmu,hadiah dari kami untuk prestasimu selama diperusahaan kami !”
Betapa terkejutnya si tukang kayu.
Betapa malu dan menyesalnya ia.
Seandainya saja ia mengetahui sebelumnya,
bahwa ia sesungguhnya mengerjakan
rumah untuk dirinya sendiri,
ia tentu akan mengerjakannya
dengan cara yang lain sama sekali.
Kini ia harus tinggal di sebuah rumah
yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita.
Kadangkala, banyak dari kita yang membangun
kehidupan dengan cara yang membingungkan.
Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang
mengupayakan yang baik.
Bahkan, pada bagian-bagian terpenting
dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa
yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita
hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak
semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu.
Renungkan rumah yang sedang kita bangun.
Setiap hari kita memalu paku, memasang papan,
mendirikan dinding dan atap.
Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya
seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja
dalam seumur hidup.
Biarpun kita hanya hidup satu hari,
maka dalam satu hari itu kita pantas
untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan.
Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi.
Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan
yang kita perbuat hari ini.
Hari perhitungan adalah milik sang Pencipta,
bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.
Basa-Basi Standart Orang Kalo Ga Sengaja Ketemu
Dalam
kehidupan bermasyarakat, seringkali kamu tidak bisa menghindari yang
namanya bertemu dengan orang yang kamu kenal. Kalo orangnya kamu kenal
dengan baik sih gak masalah, tapi yang jadi problem adalah kalo kamu
bertemu dengan orang yang kamu kenal, tapi kenalnya gantung gitu. Antara
dia adalah temennya temen kamu atau mungkin dia temen di tempat kerja
yang kamu cuma kenal gitu-gitu doang. Nah, situasi bertemu dengan orang
yang kenal gantung inilah yang kemudian membawa kamua atau mereka untuk
berbasa-basi standart. Berikut adalah basa-basi standart orang:
"Eh, Sama Siapa Lo?"
Ini
adalah salah satu basa-basi paling standart yang sering diutarakan
orang. Basa-basi ini seolah mengisyaratkan kalo orang itu harus pergi
sama orang lain dan gak mungkin sendirian. Padahal kenapa harus sama
orang lain ya? Kalo dia emang penyendiri gimana? Kalo dia baru putus
terus sensi gimana? Kenapa pertanyaan pertamanya selalu sama siapa,
bukannya apa kabar?
"Eh, Ngapain Lo?"
Menurut
MBDC, basa-basi model ini konyol di segala level. Katakanlah kamu
ketemu temen kamu di supermarket terus kamu nanya ke temen kamu, "Eh
ngapain lo?" Kamu pikir dia lagi ngapain? Berburu singa gitu? Ya belanja
lah! Atau katakanlah kamu berbasa-basi begini di setting yang berbeda.
Katakanlah di sebuah acara yang sangat hip gitu. Ya menurut kamu dia
ngapain di
Dalam
kehidupan bermasyarakat, seringkali kamu tidak bisa menghindari yang
namanya bertemu dengan orang yang kamu kenal. Kalo orangnya kamu kenal
dengan baik sih gak masalah, tapi yang jadi problem adalah kalo kamu
bertemu dengan orang yang kamu kenal, tapi kenalnya gantung gitu. Antara
dia adalah temennya temen kamu atau mungkin dia temen di tempat kerja
yang kamu cuma kenal gitu-gitu doang. Nah, situasi bertemu dengan orang
yang kenal gantung inilah yang kemudian membawa kamua atau mereka untuk
berbasa-basi standart. Berikut adalah basa-basi standart orang:
"Eh, Sama Siapa Lo?"
Ini
adalah salah satu basa-basi paling standart yang sering diutarakan
orang. Basa-basi ini seolah mengisyaratkan kalo orang itu harus pergi
sama orang lain dan gak mungkin sendirian. Padahal kenapa harus sama
orang lain ya? Kalo dia emang penyendiri gimana? Kalo dia baru putus
terus sensi gimana? Kenapa pertanyaan pertamanya selalu sama siapa,
bukannya apa kabar?
"Eh, Ngapain Lo?"
Menurut
MBDC, basa-basi model ini konyol di segala level. Katakanlah kamu
ketemu temen kamu di supermarket terus kamu nanya ke temen kamu, "Eh
ngapain lo?" Kamu pikir dia lagi ngapain? Berburu singa gitu? Ya belanja
lah! Atau katakanlah kamu berbasa-basi begini di setting yang berbeda.
Katakanlah di sebuah acara yang sangat hip gitu. Ya menurut kamu dia
ngapain di situ? Kamu sendiri ngapain di situ? Emang gak boleh dia ada
di situ?
"Eh…Si [Masukkan Nama Teman] Mana?"
Ini
biasa terjadi kalo kalian kenalnya gara-gara kalian berteman dengan
satu orang yang sama. Dengan kata lain, dia adalah temannya teman kamu.
Basa-basi ini dilakukan karena saat ketemu kalian baru sadar bahwa
satu-satunya hal yang kalian sama-sama tahu adalah mutual friend
kalian itu. Jadi yah…yang bisa ditanyain cuma si temen kalian itu.
Sebenernya agak konyol juga ya. Emang kamu bakalan selalu tahu temen
kamu itu ada dimana?
"Wey Apa Kabar? Kemarennya Gue Ketemu Si [Masukkan Nama Teman]"
Ini
juga basa-basi yang digunakan apabila kamu bertemu temannya teman kamu.
Ini cukup konyol karena sebenernya gak ada yang nanya juga gitu.
Biasanya basa-basi model ini digunakan oleh orang-orang yang cukup aktif
dan suka ngomong, jadi dia lebih inisiatif cerita dulu gitu, walaupun
sebenernya kamu gak terlalu peduli juga.
"Lho? Ke Sini Juga?"
"Oh nggak, sebenernya gue lagi di tempat lain" Ya iyalah ke sini juga, menurutlo gue lagi dimana?!
Yang
namanya basa-basi memang terkadang suka konyol. Tapi yah, namanya juga
orang Indonesia. Kalo gak basa-basi rasanya kurang sreg gitu. Ada
basa-basi lain yang kelewatan?
situ? Kamu sendiri ngapain di situ? Emang gak boleh dia ada
di situ?"Eh…Si [Masukkan Nama Teman] Mana?"
Ini
biasa terjadi kalo kalian kenalnya gara-gara kalian berteman dengan
satu orang yang sama. Dengan kata lain, dia adalah temannya teman kamu.
Basa-basi ini dilakukan karena saat ketemu kalian baru sadar bahwa
satu-satunya hal yang kalian sama-sama tahu adalah mutual friend
kalian itu. Jadi yah…yang bisa ditanyain cuma si temen kalian itu.
Sebenernya agak konyol juga ya. Emang kamu bakalan selalu tahu temen
kamu itu ada dimana?
"Wey Apa Kabar? Kemarennya Gue Ketemu Si [Masukkan Nama Teman]"
Ini
juga basa-basi yang digunakan apabila kamu bertemu temannya teman kamu.
Ini cukup konyol karena sebenernya gak ada yang nanya juga gitu.
Biasanya basa-basi model ini digunakan oleh orang-orang yang cukup aktif
dan suka ngomong, jadi dia lebih inisiatif cerita dulu gitu, walaupun
sebenernya kamu gak terlalu peduli juga.
"Lho? Ke Sini Juga?"
"Oh nggak, sebenernya gue lagi di tempat lain" Ya iyalah ke sini juga, menurutlo gue lagi dimana?!
Yang
namanya basa-basi memang terkadang suka konyol. Tapi yah, namanya juga
orang Indonesia. Kalo gak basa-basi rasanya kurang sreg gitu. Ada
basa-basi lain yang kelewatan?
MEJA KAYU
MEJA KAYU BUAT AYAH DAN IBU?
Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu dan anak mereka yang berusia 6 tahun.
Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu, penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih.
Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan matanya yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah.
... Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak.
Anak dan menantunya pun menjadi gusar, mereka merasa direpotkan dengan semua ini.
”Kita harus lakukan sesuatu” ujar sang suami.
”Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk Pak Tua ini”.
Lalu, suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, dimana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring dan gelas, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek.
Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada air mata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek, meski tak ada gugatan darinya.
Tiap kali nasi yang dia suap, selalu ditetesi air mata yang jatuh dari sisi pipinya. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.
Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua kejadian itu setiap hari dalam diam.
Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu.
”Kamu sedang membuat apa?”
Anaknya menjawab, ”Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu, untuk makan saat aku sudah besar nanti, nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat kakek biasa makan”
Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.
Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul, mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmata pun mulai bergulir dari kedua pipi mereka.
Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki.
Setelah kejadian itu mereka makan bersama di meja makan seperti semula, tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda.
Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama. Dan anak itu, tak lagi meraut untuk membuat meja kayu.
Renungan :
Anak-anak adalah persepsi dari kita.
Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan.
Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak.
Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu dan anak mereka yang berusia 6 tahun.
Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu, penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih.
Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan matanya yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah.
... Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak.
Anak dan menantunya pun menjadi gusar, mereka merasa direpotkan dengan semua ini.
”Kita harus lakukan sesuatu” ujar sang suami.
”Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk Pak Tua ini”.
Lalu, suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, dimana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring dan gelas, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek.
Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada air mata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek, meski tak ada gugatan darinya.
Tiap kali nasi yang dia suap, selalu ditetesi air mata yang jatuh dari sisi pipinya. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.
Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua kejadian itu setiap hari dalam diam.
Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu.
”Kamu sedang membuat apa?”
Anaknya menjawab, ”Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu, untuk makan saat aku sudah besar nanti, nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat kakek biasa makan”
Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.
Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul, mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmata pun mulai bergulir dari kedua pipi mereka.
Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki.
Setelah kejadian itu mereka makan bersama di meja makan seperti semula, tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda.
Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama. Dan anak itu, tak lagi meraut untuk membuat meja kayu.
Renungan :
Anak-anak adalah persepsi dari kita.
Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan.
Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak.
Inspirasi Bagi Suami & Istri
Bagi yg belum married, harap kirim ke pasangannya .
Bagi yg sudah married agar diingatkan kembali arti pentingnya sebuah pernikahan..
Bagi yg msh Jomblowan dan Jomblowati , jgn menyerah berusaha terus dengan segenap daya upaya utk mendapatkan pasangan yang sesuai ..
Inilah Konsekwensi2 dari pernikahan :
~ Jangan buru-buru menikah , jika nanti kamu enggan untuk sekedar mengganti popok anakmu ketika dia terbangun malam hari, sedangkan selama sembilan bulan istrimu harus membawanya diperut.
~ Jangan buru-buru menikah , jika nanti kalian tidak bisa berbagi baik suka & sedih dan kamu lebih memilih teman2 mu yg lain untuk berbagi dan bercerita. Pasangan pun ingin berbagi dan dia adalah tempat berbagi , pasangan itu bukan hanya teman tidur yang tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat.
~ Jangan buru-buru menikah , jika nanti kamu langsung tertidur setelah selesai bercinta, kamu harus tau bahwa pasanganmu juga menikmati kebersamaan denganmu, Bukan hanya mau mendengar dengkurmu .
~ Jangan buru-buru menikah , jika dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan bercerai/berpisah dengan pasanganmu .
~ Jangan buru-buru menikah , jika nanti kamu memilih tamparan dan pukulan untuk memperingati kesalahan psangan mu , sedangkan pasangan mu itu kan tidak tuli dan masih bisa mendengarkan kata-katamu yg lembut tapi berwibawa.
~ Jangan buru-buru menikah , jika setelah seharian bekerja kamu tidak segera pulang kerumah krn rindu sm pasangan dan memilih bertemu teman-temanmu utk berhura-hura.
~ Jangan buru-buru menikah , jika nanti kamu malu membawa pasangan mu kε pesta teman-temanmu & memperkenalkan nya sebagai pasanganmu . Jangan biarkan pasanganmu hanya menjadi pajangan dirumah sedangkan kamu lebih memilih berpergian dengan teman-temanmu. Jangan anggap pasangan hanya sebuah trofi atau pajangan.
~ Jangan buru-buru menikah , jika nanti kamu berpikir akan mencari pengganti ketika tubuh pasanganmu tak seindah dulu, kamu tentunya tau kalau kamu juga ikut andil besar dengan melar nya tubuh pasanganmu .
~ Jangan buru-buru menikah ... Pikir dan Perhitungkan dulu dengan matang , buat Persiapan yang memadai utk mewujudkan cita2 dan keinginan bersama pasanganmu.
Bagi yg sudah married agar diingatkan kembali arti pentingnya sebuah pernikahan..
Bagi yg msh Jomblowan dan Jomblowati , jgn menyerah berusaha terus dengan segenap daya upaya utk mendapatkan pasangan yang sesuai ..
Inilah Konsekwensi2 dari pernikahan :
~ Jangan buru-buru menikah , jika nanti kamu enggan untuk sekedar mengganti popok anakmu ketika dia terbangun malam hari, sedangkan selama sembilan bulan istrimu harus membawanya diperut.
~ Jangan buru-buru menikah , jika nanti kalian tidak bisa berbagi baik suka & sedih dan kamu lebih memilih teman2 mu yg lain untuk berbagi dan bercerita. Pasangan pun ingin berbagi dan dia adalah tempat berbagi , pasangan itu bukan hanya teman tidur yang tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat.
~ Jangan buru-buru menikah , jika nanti kamu langsung tertidur setelah selesai bercinta, kamu harus tau bahwa pasanganmu juga menikmati kebersamaan denganmu, Bukan hanya mau mendengar dengkurmu .
~ Jangan buru-buru menikah , jika dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan bercerai/berpisah dengan pasanganmu .
~ Jangan buru-buru menikah , jika nanti kamu memilih tamparan dan pukulan untuk memperingati kesalahan psangan mu , sedangkan pasangan mu itu kan tidak tuli dan masih bisa mendengarkan kata-katamu yg lembut tapi berwibawa.
~ Jangan buru-buru menikah , jika setelah seharian bekerja kamu tidak segera pulang kerumah krn rindu sm pasangan dan memilih bertemu teman-temanmu utk berhura-hura.
~ Jangan buru-buru menikah , jika nanti kamu malu membawa pasangan mu kε pesta teman-temanmu & memperkenalkan nya sebagai pasanganmu . Jangan biarkan pasanganmu hanya menjadi pajangan dirumah sedangkan kamu lebih memilih berpergian dengan teman-temanmu. Jangan anggap pasangan hanya sebuah trofi atau pajangan.
~ Jangan buru-buru menikah , jika nanti kamu berpikir akan mencari pengganti ketika tubuh pasanganmu tak seindah dulu, kamu tentunya tau kalau kamu juga ikut andil besar dengan melar nya tubuh pasanganmu .
~ Jangan buru-buru menikah ... Pikir dan Perhitungkan dulu dengan matang , buat Persiapan yang memadai utk mewujudkan cita2 dan keinginan bersama pasanganmu.
CUKUP ITU BERAPA?
Kata yang paling
Sulit
diucapkan oleh manusia
barangkali adalah
kata " ƈ ϋ κ ϋ ρ "
Kapankah kita bisa
Berkata cukup ?
• Hampir semua pegawai
merasa gajinya belum Bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.
• Pengusaha hampir selalu
merasa pendapatan
perusahaannya masih
dibawah target.
• Istri mengeluh suaminya
kurang perhatian.
• Suami berpendapat istrinya
kurang pengertian.
• Anak – anak menganggap orang
tuanya kurang murah hati.
• Semua merasa kurang&kurang.
Kapankah kita bisa βέяκατα ƈϋκϋρ?
ƇϋΚϋP ΒϋΚΑηƖΆН .... SOAL BERAPA JUMLAHNYA
- Cukup adalah persoalan kepuasan hati
- Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yg bisa mensyukuri
Tidak Perlu Takut Berkata Cukup
Mengucapkan kata cukup:bukan berarti kita berhenti
Berusaha & Berkarya.
" C U K U P “
Jangan diartikan sebagai
kondisi stagnasi ,,,,, mandeg dan berpuas diri.
Mengucapkan kata cukup:
- membuat kita melihat apa yang Telah kita Terima
Bukan ... ... apa Yang Belum Kita dapatkan
Jangan Biarkan Kerakusan Maniisa
membuat kita sulit berkata Cukup.
Belajarlah mencukupkan diri:
dengan apa yang ada
pada diri kita Hari Ini
maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia
Belajarlah untuk berkata " C U K U P “.
Selamat Berkarya pada anda Semua.
Kamis, 21 Juni 2012
Aku mohon jangan katakan kepada anak kita bahwa kita mau cerai
Saya punya cerita yang udah saya ubah kedalam bahasa indonesia.
semoga membantu untuk mengisi waktu senggang para penggemar lainnya.Bacalah, cerita ini tidak tergantung apakah kamu sudah menikah
atau belum.
Malam itu aku pulang kerumah dan istriku sudah menyiapkan makan malam, aku memegang tangannya dan mengatakannya, bahwa aku harus memberitahu dia sesuatu. Dia duduk dan terdiam. Aku melihat ketakutan didalam matanya.
Sekali itu, tidak pernah aku membatu, aku bahkan tidak bisa membuka mulutku. Tetapi aku harus mengatakannya, apa yang kupikirkan adalah, aku mau minta cerai. Dia tidak marah dan tidak berteriak melainkan dia bertanya kepadaku dengan ramah, apa alasannya?
Aku mengelak pertanyaan itu untuk menjawab, itu membuat dia marah. Dia melempar sendok dan garpu disekeliling meja makan lalu meneriakiku, bahwa aku bukan seorang laki laki. Pada malam itu, kami tidak berbicara lagi.Dia menangis semalaman. Aku tahu, bahwa dia ingin tahu, mengapa ini bisa terjadi. Aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan karena aku jatuh cinta kepada Jane. Aku tidak mencintai istriku lagi.
Dengan hati yang gundah dan rasa bersalah, aku membuat surat keterangan bercerai, bahwa rumah dan mobil ini akan menjadi miliknya setelah kami bercerai. Dia menatap kertas kontrak itu dan menghancurkan kertas kertas itu. Wanita yang sudah kucintai selama 10 tahun tiba tiba menjadi sangat asing didepan mataku. Aku merasa bersalah karena sudah menyia nyiakan waktu dan tenaganya selama kami bersama, tetapi aku sudah tidak bisa balik lagi karena aku sudah terlalu mencintai Jane.Akhirnya dia menangis dengan sekuat kuatnya didepanku, itulah reaksi yang aku nanti nantikan. Perasaan itu seolah olah membantu dia untuk meringankan kesedihan ini. Sudah lama aku memikirkan untuk bercerai, tetapi sekarang aku sudah sangat yakin dengan keputusan yang benar.
Di hari berikutnya, aku pulang sangat malam kerumah, saya melihat dia menulis diatas meja. Aku sangat lelah dan langsung berjalan memasuki kamar tidur dan tidur. Tiba tiba aku terbangun, aku masi melihat dia tetap menulis. Saya berpaling dan melanjutkan tidur lagi.
Keesokan harinya, dia mengatakan setuju untuk bercerai denganku, dia tidak mengajukan harta apa apa dariku, cuman memohon untuk memperlambat sebulan untuk mengurus proses perceraian kami. Dia mau kami menjalani kehidupan rumah tangga seperti biasanya selama sebulan ini, seolah olah tidak ada apa apa yang terjadi. Alasannya ádalah anak laki laki kami akan mengalami UAN oleh karena itu dia tidak mau menganggu anak kami gara2 hubungan kami.
Itu bisa aku terima, tetapi dia mau aku selalu ingat, bahwa pada waktu kami menikah, aku menggendong dia sampai kepintu utama. Dia mau, kalau aku setiap pagi hari melakukan hal yang sama yaitu menggendong dia dari kamar tidur sampai ke pintu utama, selama sebulan. Aku pikir, ini hal yang gila, tetapi memikirkan ketenangan dalam keluarga kami, aku menyetujuinya.
Setelah itu aku menceritakan hal hal tersebut kepada Jane. Die hanya tertawa dan mengatakan bahwa istriku sudah gila.´´ Terserah apapun Triknya, dia harus menyetujui dan menerima perceraian ini´´, katanya sinis.
Setelah aku mengajukan cerai kepada istriku, kami tidak melakukan hubungan badan lagi. Itu sudah tidak heran lagi, ketika hari pertama aku menggendongnya, kami mempunyai perasaan yang aneh. Anak laki laki kami berdiri dibelakang kami dengan gembira dan mengatakan ´´Papa membawa Mama di dalam pelukan´´. Dari Kamar tidur melewati kamar tamu sampai kepintu depan, aku berjalan sekitar lebih dari 10 meter . Dia menutup matanya dengan lambat dan membisikkan, ´´aku mohon jangan katakan kepada anak kita bahwa kita mau cerai´´. Saya mengangguk tanda setuju dan merasa terharu. Aku mendudukan dia di bangku luar. Kemudian dia berjalan sendirian menaiki bus ketempat kerjanya, sedangkan aku membawa mobilku ke kantor.
Di hari kedua kami merasa lebih santai. Dia menyandarkan kepalanya kepundakku. Aku bisa mencium harum bajunya itu. Aku tau, wanita ini sudah menjadi tua, tidak seperti wanita yg kunikahi pada hari pernikahan kami. Aku melihat keriput keriput halus dimukanya dan rambut rambut putih dikepalanya. Aku berpikir sendiri, apa yang telah kulakukan, sampai aku begitu tega untuk menyakitinya.
Ketika aku menggendongnya di hari ke empat, aku merasakan rasa saling kepercayaan timbul lagi di dalam hatiku. Wanita inilah yang menemani dan menjalani hidup bersamaku dalam suka maupun duka selama 10 tahun. Berminggu minggu pun berlalu, aku merasa sangat ringan untuk menggendongnya. Mungkin aku sedang training untuk kekuatanku.
Di suatu pagi aku melihat dia sedang bingung untuk memilih baju. Dia mencoba beberapa pakaian tetapi dia tidak bisa memutuskan, karena baju baju itu semuanya kebesaran. Waktu itu aku menyadari kalau dia menjadi sangat kurus, itulah alasannya mengapa aku merasakan sangat ringan pada waktu menggendong dia. Saat itu juga aku berpikir, dia sangat tersiksa dan sangat menderita.
Di saat ini anak laki laki kami mengatakan kepadaku,´´ Papa sudah waktunya, kamu harus menggendong mama keluar dari kamar tidur´´. Dia mengatakan ini adalah waktu yang paling bahagia, karena dia melihat aku membawa istriku keluar. Istriku memegang erat tangan anak kami, Ketika dia melakukannya aku tidak berani menatapnya karena aku takut, aku akan berubah pikiran disaat saat terakhir.
Aku memeluknya di dalam pelukanku dan membawanya keluar dari kamar tidur kami,sambil melewati ruang tamu sampai didepan pintu. Tangannya yang lembut bersandar di leher belakangku. Aku memeluknya erat. Perasaan dan kejadian itu seperti sepuluh tahun yang lalu pada hari pernikahan kami.
Aku merasa khawatir, karena hari ke hari dia semakin kurus. Pada hari terakhir dia berada dipelukanku, aku masih bisa bergerak gerak sambil menggendong dia. Anak kami sudah berangkat ke sekolah. Aku memegang erat istriku dan megatakannya aku merasa tidak senang apabila tidak ada kemesraan diantara kami, Aku mengendarai mobilku dengan cepat, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi, karena aku takut di detik detik terakhir ini, aku akan berubah pikiran lagi. Aku berlari menaiki tangga. Sesampai diatas, Jane membuka pintu. `´Maafkan aku, aku tidak mau bercerai lagi`´. Itu yang kukatakan kepada Jane.
Dia menatapiku dengan aneh dan bingung kemudian memegang dahiku, ´´Kamu demam yach?´´ Tanyanya. Aku mengambil tangannya dan meletakkannya di dahiku, ´´Maafkan aku Jane, aku tidak mau bercerai´´. Aku merasa sangat jelas,ketika kami menikah sepuluh tahun yang lalu, aku menggendongnya sampai ke pintu depan, janji kesetiaan mengikat kami sampai mati.
Tiba tiba Jane memberi tamparan di pipiku dan menutup pintu dengan kuat sambil menangis. Aku berlari lagi menuruni tangga dan berlari ke toko bunga. Disitu aku memesan sejambak bunga untuk istriku. Penjual bunga itu bertanya´´ pesan apakah yang mau aku sampaikan?´´ Aku bersenyum dan menulis ´´Aku akan menggendong kamu sampai kepintu depan setiap hari, sampai kematian memisahkan kita´´.
Ketika aku pulang pada sore harinya, sambil bersenyum dan membawa bunga itu di tangan. Aku berlari menaiki tangga rumah kami dan menemui istriku berbaring di atas kasur. Dia meninggal. Istriku menghidap penyakit kanker sejak beberapa bulan yang lalu. Sedangkan aku terlalu sibuk berpacaran dengan Jane, karena itu aku tidak mengetahui penyakitnya itu. Istriku tahu, kalau dia akan mati oleh karena itu dia mau menjaga hubungan keluarga kami tetap harmonis biarpun sesuatu yang negative terjadi. Paling tidak anak kami masih menganggap bahwa aku adalah seorang Papa dan suami yang baik.
Malam itu aku pulang kerumah dan istriku sudah menyiapkan makan malam, aku memegang tangannya dan mengatakannya, bahwa aku harus memberitahu dia sesuatu. Dia duduk dan terdiam. Aku melihat ketakutan didalam matanya.
Sekali itu, tidak pernah aku membatu, aku bahkan tidak bisa membuka mulutku. Tetapi aku harus mengatakannya, apa yang kupikirkan adalah, aku mau minta cerai. Dia tidak marah dan tidak berteriak melainkan dia bertanya kepadaku dengan ramah, apa alasannya?
Aku mengelak pertanyaan itu untuk menjawab, itu membuat dia marah. Dia melempar sendok dan garpu disekeliling meja makan lalu meneriakiku, bahwa aku bukan seorang laki laki. Pada malam itu, kami tidak berbicara lagi.Dia menangis semalaman. Aku tahu, bahwa dia ingin tahu, mengapa ini bisa terjadi. Aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan karena aku jatuh cinta kepada Jane. Aku tidak mencintai istriku lagi.
Dengan hati yang gundah dan rasa bersalah, aku membuat surat keterangan bercerai, bahwa rumah dan mobil ini akan menjadi miliknya setelah kami bercerai. Dia menatap kertas kontrak itu dan menghancurkan kertas kertas itu. Wanita yang sudah kucintai selama 10 tahun tiba tiba menjadi sangat asing didepan mataku. Aku merasa bersalah karena sudah menyia nyiakan waktu dan tenaganya selama kami bersama, tetapi aku sudah tidak bisa balik lagi karena aku sudah terlalu mencintai Jane.Akhirnya dia menangis dengan sekuat kuatnya didepanku, itulah reaksi yang aku nanti nantikan. Perasaan itu seolah olah membantu dia untuk meringankan kesedihan ini. Sudah lama aku memikirkan untuk bercerai, tetapi sekarang aku sudah sangat yakin dengan keputusan yang benar.
Di hari berikutnya, aku pulang sangat malam kerumah, saya melihat dia menulis diatas meja. Aku sangat lelah dan langsung berjalan memasuki kamar tidur dan tidur. Tiba tiba aku terbangun, aku masi melihat dia tetap menulis. Saya berpaling dan melanjutkan tidur lagi.
Keesokan harinya, dia mengatakan setuju untuk bercerai denganku, dia tidak mengajukan harta apa apa dariku, cuman memohon untuk memperlambat sebulan untuk mengurus proses perceraian kami. Dia mau kami menjalani kehidupan rumah tangga seperti biasanya selama sebulan ini, seolah olah tidak ada apa apa yang terjadi. Alasannya ádalah anak laki laki kami akan mengalami UAN oleh karena itu dia tidak mau menganggu anak kami gara2 hubungan kami.
Itu bisa aku terima, tetapi dia mau aku selalu ingat, bahwa pada waktu kami menikah, aku menggendong dia sampai kepintu utama. Dia mau, kalau aku setiap pagi hari melakukan hal yang sama yaitu menggendong dia dari kamar tidur sampai ke pintu utama, selama sebulan. Aku pikir, ini hal yang gila, tetapi memikirkan ketenangan dalam keluarga kami, aku menyetujuinya.
Setelah itu aku menceritakan hal hal tersebut kepada Jane. Die hanya tertawa dan mengatakan bahwa istriku sudah gila.´´ Terserah apapun Triknya, dia harus menyetujui dan menerima perceraian ini´´, katanya sinis.
Setelah aku mengajukan cerai kepada istriku, kami tidak melakukan hubungan badan lagi. Itu sudah tidak heran lagi, ketika hari pertama aku menggendongnya, kami mempunyai perasaan yang aneh. Anak laki laki kami berdiri dibelakang kami dengan gembira dan mengatakan ´´Papa membawa Mama di dalam pelukan´´. Dari Kamar tidur melewati kamar tamu sampai kepintu depan, aku berjalan sekitar lebih dari 10 meter . Dia menutup matanya dengan lambat dan membisikkan, ´´aku mohon jangan katakan kepada anak kita bahwa kita mau cerai´´. Saya mengangguk tanda setuju dan merasa terharu. Aku mendudukan dia di bangku luar. Kemudian dia berjalan sendirian menaiki bus ketempat kerjanya, sedangkan aku membawa mobilku ke kantor.
Di hari kedua kami merasa lebih santai. Dia menyandarkan kepalanya kepundakku. Aku bisa mencium harum bajunya itu. Aku tau, wanita ini sudah menjadi tua, tidak seperti wanita yg kunikahi pada hari pernikahan kami. Aku melihat keriput keriput halus dimukanya dan rambut rambut putih dikepalanya. Aku berpikir sendiri, apa yang telah kulakukan, sampai aku begitu tega untuk menyakitinya.
Ketika aku menggendongnya di hari ke empat, aku merasakan rasa saling kepercayaan timbul lagi di dalam hatiku. Wanita inilah yang menemani dan menjalani hidup bersamaku dalam suka maupun duka selama 10 tahun. Berminggu minggu pun berlalu, aku merasa sangat ringan untuk menggendongnya. Mungkin aku sedang training untuk kekuatanku.
Di suatu pagi aku melihat dia sedang bingung untuk memilih baju. Dia mencoba beberapa pakaian tetapi dia tidak bisa memutuskan, karena baju baju itu semuanya kebesaran. Waktu itu aku menyadari kalau dia menjadi sangat kurus, itulah alasannya mengapa aku merasakan sangat ringan pada waktu menggendong dia. Saat itu juga aku berpikir, dia sangat tersiksa dan sangat menderita.
Di saat ini anak laki laki kami mengatakan kepadaku,´´ Papa sudah waktunya, kamu harus menggendong mama keluar dari kamar tidur´´. Dia mengatakan ini adalah waktu yang paling bahagia, karena dia melihat aku membawa istriku keluar. Istriku memegang erat tangan anak kami, Ketika dia melakukannya aku tidak berani menatapnya karena aku takut, aku akan berubah pikiran disaat saat terakhir.
Aku memeluknya di dalam pelukanku dan membawanya keluar dari kamar tidur kami,sambil melewati ruang tamu sampai didepan pintu. Tangannya yang lembut bersandar di leher belakangku. Aku memeluknya erat. Perasaan dan kejadian itu seperti sepuluh tahun yang lalu pada hari pernikahan kami.
Aku merasa khawatir, karena hari ke hari dia semakin kurus. Pada hari terakhir dia berada dipelukanku, aku masih bisa bergerak gerak sambil menggendong dia. Anak kami sudah berangkat ke sekolah. Aku memegang erat istriku dan megatakannya aku merasa tidak senang apabila tidak ada kemesraan diantara kami, Aku mengendarai mobilku dengan cepat, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi, karena aku takut di detik detik terakhir ini, aku akan berubah pikiran lagi. Aku berlari menaiki tangga. Sesampai diatas, Jane membuka pintu. `´Maafkan aku, aku tidak mau bercerai lagi`´. Itu yang kukatakan kepada Jane.
Dia menatapiku dengan aneh dan bingung kemudian memegang dahiku, ´´Kamu demam yach?´´ Tanyanya. Aku mengambil tangannya dan meletakkannya di dahiku, ´´Maafkan aku Jane, aku tidak mau bercerai´´. Aku merasa sangat jelas,ketika kami menikah sepuluh tahun yang lalu, aku menggendongnya sampai ke pintu depan, janji kesetiaan mengikat kami sampai mati.
Tiba tiba Jane memberi tamparan di pipiku dan menutup pintu dengan kuat sambil menangis. Aku berlari lagi menuruni tangga dan berlari ke toko bunga. Disitu aku memesan sejambak bunga untuk istriku. Penjual bunga itu bertanya´´ pesan apakah yang mau aku sampaikan?´´ Aku bersenyum dan menulis ´´Aku akan menggendong kamu sampai kepintu depan setiap hari, sampai kematian memisahkan kita´´.
Ketika aku pulang pada sore harinya, sambil bersenyum dan membawa bunga itu di tangan. Aku berlari menaiki tangga rumah kami dan menemui istriku berbaring di atas kasur. Dia meninggal. Istriku menghidap penyakit kanker sejak beberapa bulan yang lalu. Sedangkan aku terlalu sibuk berpacaran dengan Jane, karena itu aku tidak mengetahui penyakitnya itu. Istriku tahu, kalau dia akan mati oleh karena itu dia mau menjaga hubungan keluarga kami tetap harmonis biarpun sesuatu yang negative terjadi. Paling tidak anak kami masih menganggap bahwa aku adalah seorang Papa dan suami yang baik.
YANG MANAKAH TIPE ANDA
Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh para profesor di USA, ada 2 ekor monyet yang
dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong secara bersama-2.
Kita sebut saja monyet tersebut Monyet A dan B. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah tiang,
dan diatas tiang tersebut nampak beberapa pisang yang sudah matang. Apa yang akan dilakukan
oleh 2 monyet tersebut menurut anda ?
Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan di dalam ruangan tersebut, mereka mulai
mencoba meraih pisang-2 tersebut. Monyet A yang mula-2 mencoba mendaki tiang. Begitu monyet A
berada di tengah tiang, sang profesor menyemprotkan air kepadanya, sehingga terpleset dan jatuh.
Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian berkali-2 sampai akhirnya monyet A
menyerah. Giliran berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami kejadian serupa, dan akhirnya
menyerah pula.
Berikutnya ke dalam ruangan dimasukkan monyet C. Yang menarik adalah, para profesor tidak akan
lagi menyemprot para monyet jika mereka naik. Begitu si monyet C mulai menyentuh tiang, dia
langsung ditarik oleh monyet A dan B. Mereka berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami
`kesialan’ seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi nasehat tentang bahayanya bila mencoba
memanjat keatas, monyet C akhirnya takut juga dan tidak pernah memanjat lagi. Langkah selanjutnya
yang dilakukan oleh para profesor adalah mengeluarkan monyet A dan B, serta memasukkan monyet
D dan E. Sama seperti monyet-2 sebelumnya, monyet D dan E juga tertarik dengan pisang diatas
tiang dan mencoba memanjatnya. Monyet C secara spontan langsung mencegah keduanya agar
tidak naik. “Hai, mengapa kami tidak boleh naik ?” protes keduanya”.
Ada teman-2 yang memberitahu saya, bahwa naik ke atas itu berbahaya. Saya juga tidak tahu,
ada apa di atas, tapi lebih baik cari aman saja, jangan keatas deh” jelas monyet C. Monyet D percaya
dan tidak berani naik, tapi tidak demikian dengan monyet E yang memang bandel. “Saya ingin tahu,
bahaya seperti apa sih, yang ada di atas … Dan kalau ada bahaya, masak iya saya tidak bisa
menghindarinya ? ” tegas monyet E. Walaupun sudah dicegah oleh monyet C dan D, monyet E nekad
naik …
Dan karena memang sudah tidak disemprot lagi, monyet E bisa meraih pisang yang d iinginkannya…..
Renungannya adalah :
==================
Manakah diantara karakter diatas yang menggambarkan tingkah laku anda saat ini ?
Karakter A dan B adalah orang yang pernah melakukan sesuatu, dan gagal. Karena itu mereka kapok,
tidak akan mengulanginya lagi, dan berusaha mengajarkan ke orang lain tentang kegagalan tersebut.
Mereka tidak ingin orang lain juga gagal seperti mereka. Karakter C dan D, adalah orang yang
menerima petunjuk dari orang lain, hal-2 apa yang tidak boleh dilakukan, dan mereka mematuhinya
tanpa berani mencobanya sendiri. Karakter E adalah type orang yang tidak mudah percaya dengan
sesuatu, sebelum mereka mencobanya sendiri.
Mereka juga berani menentang arus dan menanggung resiko asalkan bisa mencapai keinginan
mereka.
Pisang dalam cerita diatas menggambarkan impian kita. Setiap orang dalam hidup ini mempunyai
impian yang tinggi tentang masa depannya. Namun sayangnya, banyak sekali hal-hal yang terjadi di
sekitar kita, yang menyebabkan impian kita terkubur. Orang-2 dengan karakter ABCD akan
mengatakan kepada kita hal-2 seperti ini”,Sudahlah, jangan melakukan pekerjaan yang sia-2 seperti
itu.
Percuma. Saya dulu sudah pernah melakukannya berkali-2 dan gagal. Sebagai seorang teman yang
baik, saya tidak mau kamu gagal seperti saya” atau mungkin kalimat “Kamu mau gagal kayak si X …
lebih baik lakukan sesuatu yang pasti-pasti saja deh”. Bukankah hal-2 seperti itu yang sering kita
dengar sehari-2 ?
Orang dengan karakter E akan selalu berpikir optimis dalam menjalankan sesuatu. “Kalaupun orang
lain gagal melakukan sesuatu, belum tentu saya juga akan gagal” adalah kekuatan yang selalu
memompa motivasinya.
Dan kegagalan orang lain dapat dipelajari dan dijadikan batu loncatan untuk melangkah lebih baik,
bukannya dijadikan suatu ketakutan.
Nah, saya akan memberikan satu ilustrasi lagi. Saya akan membawa anda ke tahun 70-an. Apa
yang akan anda lakukan, bila suatu hari ada seorang mahasiswa bercelana jeans, kacamata
tebal, bertampang culun, bajunya lusuh, datang menemui anda dan berkata “Saya punya suatu
produk yang bagus, tapi saya tidak punya modal. Mau gak pinjamin saya modal 100 dollar ? Kalau
produk ini sukses, kita berdua bakal jadi orang paling kaya di dunia lho”.
Hampir semua akan menghina dan mentertawakan mahasiswa tsb, bahkan mungkin
menganggapnya gila. Berapa orang yang akan menjawab “Wow, bagus sekali, coba jelaskan apa
rencana anda, agar kita bisa sama-2 kaya ?” Mungkin satu orang diantara sejuta, mungkin juga tidak
ada.
Bagaimana kalau saya katakan bahwa mahasiswa tersebut adalah Bill Gates, yang kini sudah
mencapai impiannya menjadi orang terkaya di dunia ?
Bukankah itu dulu yang dilakukan Bill Gates pada awal karirnya . Dikelilingi orang type ABCD,
ditolak, dilecehkan, dan berbagai macam hinaan lainnya. Untungnya, Bill Gates termasuk orang
dengan karakter E. Dan dengan pengorbanan dan kerja keras, dia berhasil meraih impiannya.
" Jangan biarkan orang lain membunuh impian anda. Maju terus, hadapi semua rintangan dan
raih impian anda. "
dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong secara bersama-2.
Kita sebut saja monyet tersebut Monyet A dan B. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah tiang,
dan diatas tiang tersebut nampak beberapa pisang yang sudah matang. Apa yang akan dilakukan
oleh 2 monyet tersebut menurut anda ?
Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan di dalam ruangan tersebut, mereka mulai
mencoba meraih pisang-2 tersebut. Monyet A yang mula-2 mencoba mendaki tiang. Begitu monyet A
berada di tengah tiang, sang profesor menyemprotkan air kepadanya, sehingga terpleset dan jatuh.
Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian berkali-2 sampai akhirnya monyet A
menyerah. Giliran berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami kejadian serupa, dan akhirnya
menyerah pula.
Berikutnya ke dalam ruangan dimasukkan monyet C. Yang menarik adalah, para profesor tidak akan
lagi menyemprot para monyet jika mereka naik. Begitu si monyet C mulai menyentuh tiang, dia
langsung ditarik oleh monyet A dan B. Mereka berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami
`kesialan’ seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi nasehat tentang bahayanya bila mencoba
memanjat keatas, monyet C akhirnya takut juga dan tidak pernah memanjat lagi. Langkah selanjutnya
yang dilakukan oleh para profesor adalah mengeluarkan monyet A dan B, serta memasukkan monyet
D dan E. Sama seperti monyet-2 sebelumnya, monyet D dan E juga tertarik dengan pisang diatas
tiang dan mencoba memanjatnya. Monyet C secara spontan langsung mencegah keduanya agar
tidak naik. “Hai, mengapa kami tidak boleh naik ?” protes keduanya”.
Ada teman-2 yang memberitahu saya, bahwa naik ke atas itu berbahaya. Saya juga tidak tahu,
ada apa di atas, tapi lebih baik cari aman saja, jangan keatas deh” jelas monyet C. Monyet D percaya
dan tidak berani naik, tapi tidak demikian dengan monyet E yang memang bandel. “Saya ingin tahu,
bahaya seperti apa sih, yang ada di atas … Dan kalau ada bahaya, masak iya saya tidak bisa
menghindarinya ? ” tegas monyet E. Walaupun sudah dicegah oleh monyet C dan D, monyet E nekad
naik …
Dan karena memang sudah tidak disemprot lagi, monyet E bisa meraih pisang yang d iinginkannya…..
Renungannya adalah :
==================
Manakah diantara karakter diatas yang menggambarkan tingkah laku anda saat ini ?
Karakter A dan B adalah orang yang pernah melakukan sesuatu, dan gagal. Karena itu mereka kapok,
tidak akan mengulanginya lagi, dan berusaha mengajarkan ke orang lain tentang kegagalan tersebut.
Mereka tidak ingin orang lain juga gagal seperti mereka. Karakter C dan D, adalah orang yang
menerima petunjuk dari orang lain, hal-2 apa yang tidak boleh dilakukan, dan mereka mematuhinya
tanpa berani mencobanya sendiri. Karakter E adalah type orang yang tidak mudah percaya dengan
sesuatu, sebelum mereka mencobanya sendiri.
Mereka juga berani menentang arus dan menanggung resiko asalkan bisa mencapai keinginan
mereka.
Pisang dalam cerita diatas menggambarkan impian kita. Setiap orang dalam hidup ini mempunyai
impian yang tinggi tentang masa depannya. Namun sayangnya, banyak sekali hal-hal yang terjadi di
sekitar kita, yang menyebabkan impian kita terkubur. Orang-2 dengan karakter ABCD akan
mengatakan kepada kita hal-2 seperti ini”,Sudahlah, jangan melakukan pekerjaan yang sia-2 seperti
itu.
Percuma. Saya dulu sudah pernah melakukannya berkali-2 dan gagal. Sebagai seorang teman yang
baik, saya tidak mau kamu gagal seperti saya” atau mungkin kalimat “Kamu mau gagal kayak si X …
lebih baik lakukan sesuatu yang pasti-pasti saja deh”. Bukankah hal-2 seperti itu yang sering kita
dengar sehari-2 ?
Orang dengan karakter E akan selalu berpikir optimis dalam menjalankan sesuatu. “Kalaupun orang
lain gagal melakukan sesuatu, belum tentu saya juga akan gagal” adalah kekuatan yang selalu
memompa motivasinya.
Dan kegagalan orang lain dapat dipelajari dan dijadikan batu loncatan untuk melangkah lebih baik,
bukannya dijadikan suatu ketakutan.
Nah, saya akan memberikan satu ilustrasi lagi. Saya akan membawa anda ke tahun 70-an. Apa
yang akan anda lakukan, bila suatu hari ada seorang mahasiswa bercelana jeans, kacamata
tebal, bertampang culun, bajunya lusuh, datang menemui anda dan berkata “Saya punya suatu
produk yang bagus, tapi saya tidak punya modal. Mau gak pinjamin saya modal 100 dollar ? Kalau
produk ini sukses, kita berdua bakal jadi orang paling kaya di dunia lho”.
Hampir semua akan menghina dan mentertawakan mahasiswa tsb, bahkan mungkin
menganggapnya gila. Berapa orang yang akan menjawab “Wow, bagus sekali, coba jelaskan apa
rencana anda, agar kita bisa sama-2 kaya ?” Mungkin satu orang diantara sejuta, mungkin juga tidak
ada.
Bagaimana kalau saya katakan bahwa mahasiswa tersebut adalah Bill Gates, yang kini sudah
mencapai impiannya menjadi orang terkaya di dunia ?
Bukankah itu dulu yang dilakukan Bill Gates pada awal karirnya . Dikelilingi orang type ABCD,
ditolak, dilecehkan, dan berbagai macam hinaan lainnya. Untungnya, Bill Gates termasuk orang
dengan karakter E. Dan dengan pengorbanan dan kerja keras, dia berhasil meraih impiannya.
" Jangan biarkan orang lain membunuh impian anda. Maju terus, hadapi semua rintangan dan
raih impian anda. "
TIDAK MUDAH UNTUK MERAIH SUKSES
Di pagi hari buta, terlihat seorang pemuda dengan bungkusan kain berisi
bekal di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke puncak
gunung yang terkenal.
Konon kabarnya, di puncak gunung itu
terdapat pemandangan indah layaknya berada di surga. Sesampai di lereng
gunung, terlihat sebuah rumah kecil yang dihuni oleh seorang kakek tua.
Setelah menyapa pemilik rumah, pemuda mengutarakan maksudnya “Kek, saya
ingin mendaki gunung ini. Tolong kek, tunjukkan jalan yang paling mudah
untuk mencapai ke puncak gunung”.
Si kakek dengan enggan mengangkat tangan dan menunjukkan tiga jari ke hadapan pemuda.
“Ada 3 jalan menuju puncak, kamu bisa memilih sebelah kiri, tengah atau sebelah kanan?”
“Kalau saya memilih sebelah kiri?”
“Sebelah kiri melewati banyak bebatuan.” Setelah berpamitan dan mengucap terima kasih, si pemuda bergegas melanjutkan perjalanannya. Beberapa jam kemudian dengan peluh bercucuran, si pemuda terlihat kembali di depan pintu rumah si kakek.
“Kek, saya tidak sanggup melewati terjalnya batu-batuan. Jalan sebelah mana lagi yang harus aku lewati kek?”
Si kakek dengan tersenyum mengangkat lagi 3 jari tangannya menjawab, “Pilihlah sendiri, kiri, tengah atau sebelah kanan?”
“Jika aku memilih jalan sebelah kanan?”
“Sebelah kanan banyak semak berduri.” Setelah beristirahat sejenak, si
pemuda berangkat kembali mendaki. Selang beberapa jam kemudian, dia
kembali lagi ke rumah si kakek.
Dengan kelelahan si pemuda
berkata, “Kek, aku sungguh-sungguh ingin mencapai puncak gunung. Jalan
sebelah kanan dan kiri telah aku tempuh, rasanya aku tetap
berputar-putar di tempat yang sama sehingga aku tidak berhasil mendaki
ke tempat yang lebih tinggi dan harus kembali kemari tanpa hasil yang
kuinginkan, tolong kek tunjukkan jalan lain yang rata dan lebih mudah
agar aku berhasil mendaki hingga ke puncak gunung.”
Si kakek
serius mendengarkan keluhan si pemuda, sambil menatap tajam dia berkata
tegas “Anak muda! Jika kamu ingin sampai ke puncak gunung, tidak ada
jalan yang rata dan mudah! Rintangan berupa bebatuan dan semak berduri,
harus kamu lewati, bahkan kadang jalan buntu pun harus kamu hadapi.
Selama keinginanmu untuk mencapai puncak itu tetap tidak goyah, hadapi
semua rintangan! Hadapi semua tantangan yang ada! Jalani langkahmu
setapak demi setapak, kamu pasti akan berhasil mencapai puncak gunung
itu seperti yang kamu inginkan! dan nikmatilah pemandangan yang luar
biasa !!! Apakah kamu mengerti?”
Dengan takjub si pemuda
mendengar semua ucapan kakek, sambil tersenyum gembira dia menjawab
“Saya mengerti kek, saya mengerti! Terima kasih kek! Saya siap
menghadapi selangkah demi selangkah setiap rintangan dan tantangan yang
ada! Tekad saya makin mantap untuk mendaki lagi sampai mencapai puncak
gunung ini.
Dengan senyum puas si kakek berkata, “Anak muda, Aku percaya kamu pasti bisa mencapai puncak gunung itu! Selamat berjuang!!!
Cerita di atas memberikan pelajaran bagi kita, bahwa tidak mudah untuk
mencapai kesuksesan, banyak sekali rintangan dan halangan, dan semua
terserah anda yang memilihnya
KESUKSESAN DI TANGAN ANDA!!!!
SALAM SUKSES SELALU!!!
SALAM SUKSES SELALU!!!
Langganan:
Postingan (Atom)